Sumber: KULIAH AD-DEEN
Dakwah sufi penuh kesabaran, keterbukaan, kasih sayang dan tidak bersifat menghukum. Menerima segala celaan dengan kesabaran dan munajat dengan tiada berputus asa. Mereka tidak menjawab celaan dengan celaan kerana cinta kepada manusia apa lagi saudara seagama.
Manusia akan memusuhi apa yang ia tidak tahu. Penyelesaian melalui perdebatan ilmu akan hanya membawa kepada kekerasan jiwa, luka hati dan perpecahan ummah. Pilihlah jalan kesabaran, kemaafan, persahabatan dan munajat kerana cinta, agar jiwa yang keras menjadi lembut, kejahilan menjadi pengetahuan, permusuhan menjadi persahabatan, perpecahan menjadi penyatuan, kebencian menjadi kasih sayang.
Marilah kita terus berjuang membangunkan Islam dengan method tasawwuf yang lembut dan hikmah agar diri, keluarga dan masyarakat selamat dari tenggelam dalam kekufuran, kesyirikan, kefasikan, hawa nafsu, syaitan dan dunia yang melalaikan.
Lihatlah dakwah Jemaah Tabligh, mereka memilih mendiamkan diri dari apa jua tohmahan, namun terus berjuang dengan jalan yang mereka yakini, akhirnya musuh dan fitnah menjadi lemah. Mereka terus bergerak sehingga berjaya melahirkan jutaan kader dakwah mereka di seluruh dunia.
Begitu juga dakwah Habib Umar al-Hafidz, mereka diacu dengan senapang oleh penentang mereka, namun dengan kesabaran dan munajat, akhirnya ramai para penentangnya menjadi pengikutnya, sehingga dakwahnya tersebar ke seluruh dunia.
Ingatlah pesan asy-Syahid Imam Hassan al-Banna, ‘Jadikan dirimu seperti pohon yang berbuah lebat, mereka melontarnya dengan batu, tapi ia melontarkan kembali buah yang ranum!”
Tasawwuf adalah mujahadah. Didik diri dengan memilih kehinaan dari pujian, pilih kemaafan dari dendam dan kemarahan, pilih kesabaran dalam apa jua keadaan. Terus berakhlak mulia dengan sesiapa jua, menghormati apa yang ada pada orang lain. Dan berpeganglah kamu dengan kalam ‘Arifbillah yang menjadi dasar semua tarekah :
ILAHI ANTA MAQSUDI WA RIDHAKA MATHLUBI - 'Ya Allah, hanya Engkau yang ku maksudkan, dan keredhaan Mu lah yang ku cari!”
Sumber: KULIAH AD-DEEN
No comments:
Post a Comment